Menelaah Esensi Utama Akal Manusia

X
Bagikan

TEGAL, Suara Muhammadiyah – Masjid At Taqwa Tegalsari- Pimpinan Cabang Muhammadiyah setempat mengadakan kajian Hari Ber-Muhammadiyah (HBM) sekaligus sebagai momentum menyongsong Musyawarah Wilayah Jawa Tengah 48 yang bertempat di Kota Tegal, Ahad (19/02/23).

Hadir sebagai narasumber dalam kajian ini, yaitu al-Ustadz Alvin Qodri Lazuardy, S. Ag salah satu Guru di Pondok Pesantren Muhammadiyah Ahmad Dahlan Kab Tegal. Disambut oleh Bapak Kisbianto dan Bapak Muhammad Ayyub sebagai pengurus PCM Tegal Barat.

Dalam sambutannya Pak Kisbianto, “Acara ini adalah bagian dari menyambut Musywil Jateng yang akan dilaksanakan bulan Maret ini dengan melaksanakan pengajian tingkat cabang di Masjid At Taqwa ini”,

Kajian ini bertemakan “Konsep Manusia menurut Pandangan Hidup Islam”, dalam pemaparan slidenya Ustadz Alvin menerangkan; mengenai Akal Manusia, Kalau bersedia jujur ​​kita sudah mengakui suatu pengakuan agung atau disebut mitsaq, yaitu pengakuan seluruh umat manusia bahwa Allah adalah Tuhan, firman Allah; Apakah aku – Allah – benar-benar Tuhanmu? (Al-Araf:172) (Alastu bi robbikum?), kemudian kita menjawab: Ya, kami setuju dan bersaksi (qolu; bala syahidnaa) bahwa ini terjadi sebelum manusia muncul di dunia ini (‘alam ruh), di mana manusia dalam bentuk ruh yang berbicara -dengan akal – (an-nafs an-nathiqah).

Pengakuan ini merupakan pernyataan mutlak bahwa fitrah manusia adalah mengakui Tuhan sebagai Rabb, melalui pengakuan inilah manusia lahir bersih (fitrah). Manusia telah diciptakan Allah dengan sebaik-baiknya termasuk di dalamnya kemampuan berbicara dengan nalar (nuthq) yang Allah ilhamkan sebagai pembeda entitas makhluk lainnya (hewan-tumbuhan) dengan istilah, “Manusia adalah hewan yang bernalar” (dzu nuthq)” (al-insan hayawan nathiq).

Hal ini bukan berarti manusia adalah hewan yang dipersepsikan dalam teori Darwin (baca; teori evolusi), namun perlu diinsyafi bersama bahwa dalam manusia terdapat irisan sifat hewani. Namun, di sisi lain manusia dilebihkan kemampuan berbicara dengan nalar (dzu nuthq). Dengan akal inilah, sifat hewani manusia bisa ditekan, terang Ustadz Alvin dalam penjelasan serta slidenya.

Baca Juga :  STT Muhammadiyah Cileungsi Raih Penghargaan Pengelola SPMI Terbaik

Melanjutkan apa yang disampaikannya, beliau juga menjelaskan apa itu makna akal, Asal mula asasi dari akal (’aql) yang diberikan Allah kepada manusia mempunyai daya utama, yaitu usaha untuk menemui kebaikan –daya untuk memilih- (ikhtiyar) suatu upaya untuk memilih kebaikan (khayr). Karena akal (‘aql) sejatinya akan menuntun manusia ke jalan yang benar serta pembeda baik (haq) dan buruk (bathil).

Fungsi akal yang utama adalah meningkatkan daya furqon (pembeda) dengan pedoman al-Qur’an sebagai wahyu (khabar shadiq), karena (…al-Qur’an huda li an-naas wa bayyinati min al-huda wa al-furqon…al-Baqarah: 185). Dari wahyu, akal (‘aql) akan mempunyai daya pembeda (furqon) antara benar (haq) dan salam (bathil), kemudian diproses dalam aktivitas berpikir (fikr), pada tahap selanjutnya, dituangkan meliputi basic belief, pikiran (fikroh), perkataan (qaul), perbuatan (‘amal) dan mengkristal menjadi pola kehidupan (minhajul hayah), jelas Ustadz Alvin.

(Jurnalis Darwisy)

source

Komentar